• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Duasudara

Duasudara

Berbagi Cerita Dari Balik Lensa

  • Home
  • Traveling
  • Photostory
  • Hubungi Kami

Destinasi Wisata Pulau Lembeh: Ekowisata Mangrove Pantai Kahona, Pasir Panjang

May 13, 2016 by Prasetyo

151
SHARES
ShareTweet

Salah satu bagian kota Bitung yang terpisahkan lautan ini, belakangan menjadi topik pembicaraan di antara para traveler lokal. Beragam destinasi wisata yang indah di Pulau Lembeh kini menjadi target tersendiri dari para wisatawan.

Salah satu yang menjadi tujuan para pelancong ini adalah Pantai Kahona Pyar Hai (entahlah apa namanya terinspirasi dari film Bollywood yang itu atau tidak hehe), pantai yang cukup menjadi ciri khas dari kelurahan Pasirpanjang Lembeh ini, beberapa waktu terakhir cukup ramai dikunjungi pelancong.

Kami mengunjungi tempat ini pada awal tahun 2016, dengan tujuan awal hanya sekedar survey lokasi untuk kegiatan youth saja, yang kemudian berujung jadi trip dadakan (dari awalnya sih sudah direncanakan :D).

Pantai Berpasir Pecahan Karang

Kesan pertama dari pantai ini adalah pasirnya yang unik. Mmm bukan pasir sih sebenarnya, jika kamu sudah bermain ke pantai Batu Angus di Cagar Alam Duasudara tentu kamu tahu bahwa pantainya penuh dengan batu kerikil hitam legam alih-alih pasir yang halus.

Destinasi Wisata Pulau Lembeh: Ekowisata Mangrove Pantai Kahona, Pasir Panjang

Nah di pantai Kahona ini yang akan kamu temui adalah karang-karang kecil, ataupun pecahan-pecahan karang di sekujur pantainya (Mungkin karena itu namanya pasirpanjang, karena ‘pasir’ di pantainya panjang-panjang hehe).

Oleh karena itu sangat disarankan untuk kamu mengenakan alas kaki yang memadai saat bermain di pantai.

Pecahan karang yang ada bisa terasa menyakitkan jika mengenai telapak kaki, ya kecuali kamu ingin melakukan terapi telapak kaki haha.

Ekowisata Mangrove

Kalo kamu belum tahu apa itu mangrove,  pasti sering bolos dari pelajaran IPA waktu SD nih. Tanaman yang memiliki kemampuan hidup di air payau ini merupakan salah satu biota ampuh untuk mengatasi abrasi atau pengikisan daratan akibat terpaan air laut.

Destinasi Wisata Pulau Lembeh: Ekowisata Mangrove Pantai Kahona, Pasir Panjang

Nah hutan mangrove ini merupakan inisiatif pemerintah kota Bitung guna mencegah erosi akibat ombak (referensi dari BeritaManado.com), salah satu kelurahan di pulau Lembeh yang kebagian penanaman mangrove ini adalah kelurahan Pasir Panjang tempat wisata pantai Kahona tadi.

Ketimbang hanya menjadikan hutan mangrove yang biasa-biasa saja, sebuah keputusan yang tepat jika tempat ini dijadikan sebagai objek wisata. Terakhir kali kami datang, di tepian pantainya sudah tersedia semacam pondok-pondok tempat bersantai bersama keluarga.

Jembatan Yang Ngehits

Oke, saya tertarik ke pantai ini karena melihat foto-foto teman yang berseliweran di Instagram, dan kebanyakan fotonya di atas jembatan seperti di atas.

Tanya sana-sini dimana sih lokasinya, ternyata di Pulau Lembeh. Jadilah sejak itu sudah membulatkan tekad untuk memotret dodoku jembatan yang hits ini, hehe.

Pasir Panjang (17)

Tapi ada yang sedikit keliru, pada beberapa foto yang saya lihat jembatannya punya tempat pegangan kok di sini tidak ada.

Ternyata itu lokasi yang lain -_- , nanti deh semoga bisa kesampaian ke Ekowisata Mangrove Pintu Kota, tempat jembatan berpegangan tangan (maksudnya ada tempat berpegangan supaya tidak jatuh ya).

Berbagai Tarif dan Karcis Masuk Di Pantai Kahona, Pasirpanjang [Updated]

Untuk biaya masuk di pantai Kahona ini kita ditagih satu orang Rp. 3.000, sedangkan biaya parkirnya Rp. 5.000 untuk sepeda motor dan Rp.10.000 untuk mobil.

Beberapa tarif lainnya berlaku berbeda jika ingin melakukan sesi prewedding, video klip ataupun foto model hingga mencapai Rp.250.000.

Sepertinya tempat-tempat wisata di Bitung sudah mulai menerapkan biaya seperti ini.

Sewaktu saya memotret sesi pre-wedding di pantai Pulisan saja tidak ditagih biaya terpisah (padahal pantainya jauh lebih bagus hehe).

Untuk tarif lengkap hingga mandi dan ke toilet bisa dilihat di gambar di bawah ini (Klik untuk memperbesar).

Bagaimana Menuju Ke Lokasi Ekowisata Pantai Kahona Ini?

Seperti sudah diinfokan dari awal, tempat wisata Pantai Kahona terletak di pulau Lembeh yang dipisahkan dengan selat Lembeh. Terdapat beberapa alternatif transportasi penyeberangan ke pulau Lembeh.

Destinasi Wisata Pulau Lembeh: Ekowisata Mangrove Pantai Kahona, Pasir Panjang

Yang pertama adalah menggunakan kapal Ferry. Angkutan resmi yang dikelola salah satu BUMD ini beroperasi setiap hari sepanjang minggu. Kamu bisa menumpang kapal Ferry menuju pulau Lembeh dari Pelabuhan Penyeberangan di samping Ruko Pateten, kecamatan Aertembaga.

Yang menyenangkan dari menggunakan kapal Ferry jika kamu memutuskan menggunakan mobil (di pulau Lembeh belum tersedia transportasi umum semacam angkot) kamu bisa menggunakan kapal Ferry untuk menyeberangkannya.

Jadwal Kapal Ferry Menuju Pulau Lembeh

Adapun untuk jadwal penyeberangannya adalah mulai dari pukul 07.30 pagi, 09.00, 11.00, 13.00, 14.30, 15.30, hingga yang terakhir kembali ke kota Bitung pukul 16.30 WITA.

Kapal Ferry ini bahkan bisa memuat mobil tangki. Foto KMP Tude yang melayani rute Bitung – Lembeh.

Saat ini harga atau tarif karcis penyeberangan kapal Fery ke pulau Lembeh adalah Rp.13 ribu untuk sepeda motor plus pengendaranya, untuk mobil semacam Avansa dkk Rp. 50.800, sedangkan untuk Pick Up Rp.87.900. Hitungan karcisnya ini di luar penumpangnya ya, setiap orang akan ketambahan biaya sebesar Rp.5.350.

Kamu yang memutuskan untuk naik kapal Ferry, nantinya akan diturunkan di pelabuhan di kelurahan Papusungan, tapi tenang untuk menuju lokasi di pantai Kahona ataupun objek wisata lainnya tidaklah terlampau jauh, jangan juga takut tersesat karena jalur jalan utama di pulau Lembeh hanya satu saja.

Ingat.. Jika membawa kendaraan berupa mobil, pastikan sudah siap antri di pelabuhan penyeberangan sekitar pukul 3 sore. Jangan menunggu hingga jadwal penyeberangan terakhir karena biasanya pengunjung yang lain juga menginginkan pulang di jam yang terakhir.

Jika ketinggalan kapal, siap-siap saja mobilnya ditinggal di Lembeh karena kapal yang melayani penyeberangan ini memang hanya ada satu saja.

Ruko Pateten-2
Dermaga penyeberangan Ruko

Alternatif kedua kita bisa menggunakan perahu taksi yang beroperasi khusus melayani penyeberangan dari dan ke pulau Lembeh. Tarif per orang adalah Rp.5.000 sedangkan untuk sepeda motor Rp.10.000.

Keuntungan menggunakan perahu taksi ini adalah kita bisa memilih untuk turun di dermaga mana saja yang lebih dekat dengan tujuan kita, contohnya untuk menuju ke pantai Kahona kamu bisa memilih turun di dermaga Batulubang yang lebih dekat (meskipun jaraknya tidaklah terlalu signifikan).

Keuntungan lainnya adalah jam operasi perahu yang lebih lama, biasanya dari pagi-pagi hingga pukul 8 malam, masih tersedia perahu untuk menyeberang bagi masyarakat yang membutuhkan.

Untuk perahu taksi tadi tersedia di pelabuhan Ruko Pateten, bersebelahan dengan pelabuhan penyeberangan khusus kapal Ferry tadi. Untuk setiap rute masing-masingnya berbeda perahu yang harus dinaiki (trayek setiap perahu bisa berbeda). Silakan bertanya dimana lokasi perahu menuju ke dermaga Papusungan atau Batulubang.

Ruko Pateten
Perahu taksi yang melayani penyeberangan ke pulau Lembeh

 

Nah yang sedikit ekstrim, kalo kamu menggunakan sepeda motor nantinya sepeda motornya akan dimuat di atas atap perahu seperti foto di atas, dan diikat dengan tali pada kedua rodanya agar tidak bergerak. Yah meski bisa dijamin aman tentu tak senyaman bagi yang memilih naik kapal Ferry.

Untuk menuju ke pelabuhan ruko Pateten pun mudah, jika menggunakan angkot dari terminal Tangkoko minta saja diturunkan di ruko Pateten, rata-rata setiap sopir sudah mengerti.

****

Demikian salah satu destinasi wisata buat kamu yang berkunjung ke kota Bitung, Sulawesi Utara. Di samping pantai Kahona, masih ada banyak tempat wisata lainnya yang menarik dan menanti untuk diulas di blog ini. So stay tune yaah.

Jangan lupa dibagi kepada teman-teman traveler (pambapontar) lainnya, terima kasih sudah membaca!

PS. Thanks buat Kasi & Deiby untuk info tarif kapal Ferrynya. Serta Novita, Neno & Dinny yang begitu semangat menjelajah dari Silar sampe Pasir Panjang 😀

All images © Duasudara.com, selengkapnya di Flickr

151
SHARES
ShareTweet

Related Posts

Melihat Batu Angus Sesungguhnya – Wisata TWA Batu Angus Part 2
Selamat Datang Di Rumah Baru: Duasudara.com!
Sejuknya Wisata Rumah Pohon Omah Kayu Di Batu Malang
Mengenal Sejarah Minahasa Di Benteng Moraya, Tondano

Reader Interactions

Comments

  1. BaRTZap says

    May 31, 2016 at 3:46 am

    Wah seru nih. Saya terakhir kali ke Lembeh tahun 2013 untuk diving dan melihat Tangkasi, tapi gak sempat mampir ke Pulau Lembeh nya, cuma menyelam saja di selatnya. Dan itu merupakan salah satu titik selam terbaik, yang pernah saya salami. Suatu saat pengen balik lagi ke Lembeh, untuk menyelam dan mengeksplor nya lebih jauh.

    Terimakasih infonya, menarik banget nih.

    Reply
    • Prasetyo says

      May 31, 2016 at 1:14 pm

      Terima kasih sudah berkunjung Mas, iya Lembeh punya beberapa spot penyelaman yang keren, dinanti kedatangannya lagi Mas. 😀

      Reply
  2. Rina says

    November 24, 2017 at 5:50 am

    Ga ada paket tour nya yah ???

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

  • Email
  • Facebook
  • YouTube

Ingin Cari Apa?

Terbaru!

  • Melihat Batu Angus Sesungguhnya – Wisata TWA Batu Angus Part 2
  • Turunkan Ekspektasimu!
  • Menyusuri Tugu Jepang Kota Bitung, Saksi Sejarah Yang Terabaikan
  • Indahnya Pantai Pulisan: Menjejak Pasir Putih Hingga Bukit Savana
  • Monumen Trikora Kota Bitung: Saksi Sejarah Yang Terpinggirkan

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Melihat Batu Angus Sesungguhnya – Wisata TWA Batu Angus Part 2

Menyusuri Tugu Jepang Kota Bitung, Saksi Sejarah Yang Terabaikan

Indahnya Pantai Pulisan: Menjejak Pasir Putih Hingga Bukit Savana

Monumen Trikora Kota Bitung: Saksi Sejarah Yang Terpinggirkan

Footer

Laman

  • About
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sangkalan

Duasudara ©2016-2023. All Rights Reserved