“Taman Wisata Alam Batu Angus merupakan salah satu kawasan wisata di kota Bitung selain Taman Wisata Batuputih di bagian utara. TWA Batu Angus termasuk dalam daerah cagar alam Duasudara, yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara.”
Oke, itu informasi singkat yang bisa kita dapatkan jika mau sedikit searching di Wiki ataupun website resmi Kementrian Kehutanan.
Taman Wisata Alam Batu Angus sebenarnya sudah cukup lama ditetapkan sebagai kawasan wisata. Dalam data resmi Kemenhut, taman wisata ini ditetapkan pada tahun 1981.
Lebih dari 30 tahun hadir sebagai bagian dari cagar alam Duasudara, taman wisata ini mulai booming sejak maraknya foto-foto tempat ini hadir di media sosial beberapa waktu belakangan ini, seiring juga dengan meningkatnya alayer traveler dadakan yang mengejar setoran foto hits di media sosial.
Fix sudah dua kali saya mengunjungi kawasan wisata Batu Angus ini *bangga*, kali pertama datang pengunjung yang ada belum terlalu banyak, mungkin hanya beberapa kelompok yang mengunjungi tempat ini.
Kali kedua datang semuanya berubah drastis, padahal belum juga sebulan berlalu. Kawasan wisata Batu Angus ini bagaikan pasar malam di siang hari, orang yang datang membludak. Tapi yah, rasanya itu hal yang wajar di saat gencarnya filter Instagram melanda kehidupan umat haha.
Bagi yang belum tahu, kota Bitung adalah sebuah kota pelabuhan di Sulawesi Utara, sekitar 45km jaraknya dari ibukota prov, Manado. Kota yang hanya memiliki dua musim ini yaitu musim panas dan musim panas sekaliii hehe, memiliki segudang potensi wisata salah satunya adalah taman wisata Batu Angus.
Lokasi tempat ini tepatnya terletak di kelurahan Kasawari, Kecamatan Aertembaga. Kamu bisa menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan untuk menuju alamat tersebut karena belum ada jalur angkutan umum menuju ke sana.
Ketika kamu menggunakan Google Maps sebagai penunjuk jalan ke arah Batu Angus, hati-hati karena kamu mungkin akan diarahkan menuju ke kelurahan Pinangunian. Pada dasarnya memang ada jalan dari arah Pinangunian ke Kasawari, tapi bagi yang belum tahu malah bisa tersesat.
Ketika naik dari arah Pasar Winenet, melewati SMPN 7 Bitung jalan yang ada akan semakin menanjak, tapi hanya satu jalur saja.
Nantinya kamu akan menemui pertigaan yang ditandai dengan papan himbauan pemerintah untuk melindungi satwa khas Sulawesi, yaki, silakan ambil jalan ke kanan karena jika lurus kamu akan menuju ke kelurahan Pinangunian tadi.
Setelah itu ikuti saja jalan tersebut yang langsung mengantarkan kamu ke kelurahan Kasawari tadi.
Sebagai kawasan yang dilindungi, areal wisata Batu Angus ini juga dijaga oleh beberapa personil dari polisi kehutanan.
Mengapa Batu Angus?
Mengapa dinamakan Batu Angus? Karena ternyata rata-rata di sini semua batu-batunya berwarna hitam legam seperti hangus terbakar. Itu bisa kita jumpai di tepian pantainya.
Jika pantai pada umumnya terdapat pasir yang halus, nah di sini kamu akan menemukan pantai yang penuh dengan batu kerikil hitam legam di sepanjang garis pantainya.
Menariknya, Taman Wisata Alam Batu Angus memiliki sodara kembar, namanya Taman Wisata Alam Batu Putih yang terletak di bagian utara kota Bitung. Sungguh penamaan yang unik bukan. Keduanya mungkin seperti dua saudara saja persis nama cagar alamnya :D, dan juga persis nama blog ini hehe.
Jalur Trekking
Kelurahan Kasawari juga memiliki beberapa objek wisata selain Batu Angus, diantaranya adalah Pantai Kasawari. Begitu tiba di kelurahan Kasawari, kamu bisa menanyakan arah ke penduduk sekitar karena lokasinya sendiri tidaklah jauh dari pemukiman penduduk.
Oh ya untuk biaya masuknya dipungut Rp.5 ribu per orang, setiap pengunjung kemudian akan diberikan stiker taman wisata ini. Dari pos penjagaan menuju lokasi seperti di foto-foto di atas, jaraknya lumayan jauh. Menurut penjaga yang ada, kurang lebih 3 km harus kita tempuh untuk mencapainya.
Disarankan membawa sepeda motor untuk meneruskan perjalanan ke lokasi, jalur yang ada sudah tersedia meski di beberapa tempat ada yang rusak dan sulit dilewati. Butuh kehati-hatian jika tak mau jungkir balik dari sepeda motor.
Untuk mobil sendiri belum bisa masuk , bahkan untuk sampai ke pos pun tidak bisa. Harus diparkir di pinggir jalan masuknya. Pada waktu kami kesana terakhir kali, jalan masuknya tampak sementara diperbaiki.
[Updated: Saat ini mobil sudah bisa masuk hingga ke areal pos pemeriksaan, tapi tetap harus berhati-hari karena kondisi jalan yang masih belum terlalu bagus]
Bagi yang hobi trekking, kamu bisa menguji ketahanan fisik dengan berjalan kaki dari pos penjagaan sampai di tepi pantainya. Tenang pemandangan yang ada sangatlah menyegarkan, cukup membawa topi penahan panas, petualangan ala bolang bisa kita rasakan haha.
Nyanyian Padang Rumput, Tebing dan Ombak
Terdapat dua pilihan bagi kita yang berkunjung ke Batu Angus, menikmati hantaman ombak di pantainya yang menyenangkan, atau menaiki tebing-tebing terjal di antara deretan pohon tusam yang rindang, serta hamparan padang rumput yang seakan membuat mata disegarkan kembali.
Apapun pilihan kamu, rasanya takkan ada yang namanya penyesalan di belakang laksana salah memilih jurusan waktu masuk kuliah, hehe.
Saya pribadi lebih menyukai menikmati cantiknya padang rumput laksana lukisan maha indah ini.
Berdiri di bawah pohon pinus yang tinggi, membuat kita menyadari kecilnya kita, dibandingkan alam ciptaan yang diberikan yang Kuasa.
Oke ini sudah mulai puitis hehe.
Spot Foto Menarik
Kamu hobi fotografi? Tempat ini memberikan kamu sejuta alasan untuk memotret. Mulai dari mencoba slow speed di deretan bebatuan yang diterpa ombak, hingga foto model di antara ilalang juga bisa dicoba :).
Oh ya waktu pertama kali kami kemari, ada pasangan yang melakukan foto pre-wed di sini. Siapa tahu aja kamu tertarik, yahh kalo sudah ada pasangannya ya.. 😀 buat yang jomblo tuh banyak pohon pinus buat target framingnya hehe.
Jadi kamu tertarik?
PS. Thanks to teman-teman semua yang sudah menemani. You guys rock!
All images © Duasudara.com, selengkapnya di Flickr