Site icon Duasudara

Sejuknya Wisata Rumah Pohon Omah Kayu Di Batu Malang

Postingan ini adalah rangkaian artikel traveling di kota Batu, Malang, Jawa Timur. Kamu yang belum membaca artikel pertama tentang alun-alun kota Batu, bisa baca di sini.

Salah satu tempat wisata istimewa yang saya kunjungi saat berkunjung ke kota Batu beberapa waktu lalu adalah wisata rumah pohon ‘Omah Kayu’, di kawasan wisata gunung Banyak.

Tempat ini bisa dikatakan cukup populer di kalangan alayer traveler, ataupun yang sekedar hanya ingin berkunjung menikmati kesejukan kota Batu serta pemandangannya dari ketinggian.

Omah Kayu sendiri terletak satu area dengan tempat wisata Paralayang di kompleks wisata Gunung Banyak, nama gunung setinggi 1300 mdpl di kota Batu.

Dari daerah wisata ini, kamu bisa melihat dengan leluasa kota Batu yang terkenal dengan apelnya itu loh, tapi jangan berharap kamu bisa memetik apel dengan leluasa di sini, karena di kawasan wisata ini yang ada malah pepohonan pinus yang rindang.

Awalnya saya menemukan tempat wisata ini saat googling buat mencari tahu tempat wisata yang populer di kota Batu. Ketemulah Omah Kayu ini, saat dimasukkan di peta Google Map, ternyata tempatnya tidak terlalu jauh dari daerah kami tinggal.

Diajaklah sang kakak buat menuju ke tempat ini, sedikit dipaksa sih hehe. Anw kami berangkat waktu tanggal merah, pas tujuhbelasan, jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi tempat wisata ini.

Tersesat!

Berbekal arahan dari om Google serta petanya, kami menyewa sepeda motor dan dikasih matic (matik deh -_-), harga sewanya 50ribu sehari dengan syarat bensin harus full waktu dipulangin.

Kamu yang ingin berwisata tapi tak pengen repot naik turun angkot atau sewa ojek, silakan dicoba alternatif ini. Oke,setelah semua siap kamipun berangkat…

Dan nyasar -__- HAHA

Si kakak sih bilang dia pernah pergi ke tempat paralayang itu, tapi yah gitu deh… Arahan dari Google Map kali ini kayaknya kudet deh, habisnya kami malah nyasar ke sebuah perumahan.

Dan hebatnya, sepertinya bukan cuma kami yang pernah tersesat mengikuti arahan om Google ini, habisnya di jalan masuk perum tersebut sudah terpasang papan bertuliskan “Bukan jalan ke Paralayang!”

Wah sampe bosan kali satpamnya menjelaskan, makanya dituliskan pengumuman itu. Lah.. Sudah jelas ditulis kayak gitu, tetap juga kami maksa masuk hahaha

Setelah tanya-tanya di satpam, kami berbalik arah dan menuju jalan yang benar (cie). Tapi tetap tanya-tanya orang sepanjang jalan lah.. kapok dengan om Google yang bikin nyasar.

Jadi saran buat kamu yang pengen ke tempat wisata ini, jangan malu bertanya! Jangan sampai si dia diembat orang lain.. Eh..gimana-gimana… Hehe.. maksudnya ya jangan terlalu mengandalkan mapnya Google, karena tetap bisa saja salah.

Satu lagi, waktu kami ke sana, jalanannya cukup menanjak serta belum teraspal rapi, masih jalan tanah dan penuh debu. Gak tahu ya kalau sekarang sudah diperbaiki, jadi kalo kamu bawa motor sendiri ya hati-hati, jangan sampai nyungsep hehe.

Karcis Masuk Kawasan Wisata Omah Kayu

Sebelum memasuki kawasan wisata Gunung Banyak ini, ada pos penjagaan, di sini kita harus turun terlebih dahulu untuk membayar karcis masuknya. Waktu itu sih 5 ribu rupiah per orang. Setelah itu kita harus melanjutkan perjalanan, tenang sudah lumayan dekat.

Sampai di lokasi wisatanya, tersedia tempat parkir bagi yang bawa motor. Untuk mobil saya gak sempat lihat tempat parkirnya sebelah mana, tapi pasti ada kayaknya. Dan seperti yang sudah diperkirakan, tempat parkirnya penuh luber!

Tanggal merah ternyata membuat banyak orang datang berwisata di sini, puluhan anak muda, orang tua, anak-anak, tak terkecuali pasangan-pasangan juga seliweran kesana kemari ditengah kepulan debu dan sinar matahari terik.

Iya, jangan berpikir karena Batu itu kota yang sejuk, dan kamu berharap hal yang sama di tempat parkirnya hehe

Waktu kami sampai sudah tengah hari, jadi wajar kalau suhu cukup menyengat, matahari kayaknya setuju dengan suasana hati para jomblo yang panas, melihat pasangan-pasangan hilir mudik bergandengan tangan hehe.

Tempat pertama yang kami tuju adalah daerah peluncuran paralayang, semacam tepi bukit yang agak curam, dari tempat ini kita bisa melayangkan pandangan ke kota Batu yang terletak di bawah.

Kamu yang pengen uji adrenalin kayaknya bisa mencoba olahraga yang satu ini. Tapi tenang, kita takkan dibiarkan sendirian loncatnya, akan ada instruktur yang menemani. Eh btw saya lupa tanya berapa sekali loncatnya, yang pasti hitungan ratusan ribu kayaknya hoho.

Puas melihat orang loncat-loncatan dengan parasut, kami melanjutkan petualangan ke target utama, Omah Kayu!

Ternyata tempatnya tak terlalu jauh dari lokasi peluncuran paralayang tadi, mungkin sekitar 50 meter ke atas, kita sudah bisa melihat papan namanya yang legendaris tadi.

Buat masuk di daerah Omah Kayu kita harus bayar lagi, duh. Kata yang jaga sih, daerah Omah Kayu itu terpisah dari yang paralayang tadi, otomatis karcisnya sendiri-sendiri.

Ya sudah, harganya juga sama kok, 5ribu per orang. Setelah membayar kami segera memasuki kawasan wisata ini yang merupakan daerah hutan pinus. Kamu akan menemukan pohon-pohon pinus menjulang tinggi di kiri kanan, sepanjang lereng gunung tersebut.

Rumah pohonnya sendiri dibangun bertumpu pada pohon-pohon pinus tadi. Oh ya ada batasan jumlah orang yang bisa masuk ke ‘beranda’ rumah pohonnya, yaitu maksimal 5 orang dewasa saja.

Nah, karena yang datang ini bejubel alias banyak banget, maka digilir deh orang yang bisa masuk tadi.

Di setiap rumah pohonnya sudah ada satu orang penjaga lengkap dengan HT (hebat kan) tugasnya menjaga supaya orang yang datang bergantian masuk, setelah 5 orang selesai berfoto-foto, lalu berganti kelompok berikutnya.

Antriannya cukup panjang loh, meskipun rumah pohon yang tersedia cukup banyak, tetap saja orang yang antri di masing-masing rumah pohon itu banyak.

Setiap pengunjung diberi waktu sekitar 10 menit untuk foto-foto di beranda rumah pohonnya, kalo waktunya sudah habis penjaganya akan segera memberitahukan.

Oh ya, mungkin aturan waktunya hanya karena banyak orang yang datang, saya kurang tahu ya kalo hari-hari biasa apa kita tetap dijatah waktunya.

Untuk rumah pohonnya, kita tidak diperkenankan masuk ke dalam karena dikunci. Kalo kamu pengen menginap semalam di rumah pohonnya juga boleh, tarifnya sekitar 350 ribu semalam.

Boleh dicoba tuh buat yang pengen sensasi tidur di rumah pohon. Selesai foto-foto kita bisa duduk-duduk sejenak di lereng gunung banyak ini, terdapat cukup banyak tempat untuk sekedar santai meluruskan kaki yang disediakan pemilik tempat wisata ini.

Waktu kami datang sih,  gara-gara orang yang bejibun tadi, tempat duduknya jadi harus rebutan. Selepas melepas penat, kami pun memutuskan pulang, rencananya sih mau ke Coban Rondo tapi ternyata sudah terlalu capek, yah pulang deh…

Sekian untuk kisah Gunung Banyak dan Omah Kayunya, semoga aja di lain waktu saya bisa kesana sambil mencoba olahraga paralayangnya hmm..

Exit mobile version